Tampilkan postingan dengan label pengolahan limbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengolahan limbah. Tampilkan semua postingan

2.20.2013

Proses pengolahan sampah sebagai sumber energy




Proses pengolahan sampah sebagai sumber energy

Dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi :
1. Proses secara biologis menghasilkan gas bio
2. Proses thermal yang menghasilkan panas
Perbedaannya:
            Gas bio dibakar untuk menghasilkan tenaga untuk menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik.
            Pada proses termal, panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk membangkitkan uap air yang digunakan untuk menggerakan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik untuk menghasilkan listrik

Insinerasi
}  Proses oksidasi bahan organik menjadi bahan anorganik.
}  Sistem insinerasi bisa mengurangi volume dan berat sampah hingga masing-masing 90% dan 75%.

Aspek Penting pada proses Insinerasi
}  Kandungan energi (Heating Value)
}  Kebutuhan udara pembakar
}  Komponen kimia penyusun limbah padat dan sampah domestik

Tingkat kemungkinan suatu bahan untuk dapat diinsenerasi tergantung :
}  Kandungan air
}  Nilai kandungan panas. Pada umumnya, limbah dengan kandungan panas kurang dari 1000 Btu/lb tidak dapat diinsenerasi.
}  Garam-garam anorganik
                Limbah yang mengandung garam alkali sulit diinsenerasi.
}  Kandungan sulfur dan halogen. Kehadiran sulfida dan klorida dalam limbah akan menghasilkan gas buang yang mengandung senyawa yang dapat membentuk senyawa asam.

Pirolisis
}  Proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen.
}  Bahan organik yang dapat dikonversi dengan proses pirolisis adalah bahan yang mempunyai kandungan selulosa tinggi dan berkelakuan mirip dengan kelakuan kayu.

Proses gasifikasi
}  Proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses  perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi yaitu 900-1100oC.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH






Penanganan awal secara mekanis (Mechanical Handling).

Proses Shredding : untuk mengecilkan ukuran sampah, membuat sampah lebih seragam dan membantu proses pencampuran sampah.
           
Contoh:

Flail Mill : menyobek, membongkar bundle-bundle sampah, mengaduk dan mencampur sampah.
Impactor : menghancur limbah yang bulky dan mudah pecah (fragile)
Hammer mill : mesin penghancur yang terdiri dari rotor yang dilengkapi dengan palu-palu yang dengan kecepatan tinggi bekerja seperti pisau untuk merobek padatan.

Proses Pemilahan dan Pemisahan Sampah
}  Proses pemisahan sampah digolongkan dalam dua kelompok :
            Cara manual : banyak menggunakan tenaga manusia
            Cara mekanik : banyak menggunakan tenaga mesin, dimana sampah mengalami serangkaian proses : air classification, magnetic separation dan screening.

Alat Pemisah (Ayakan) Trommel
}  Sebuah ayakan berbentuk silinder terbuka pada kedua ujungnya yang bergerak secara rotary pada sumbunya. Silinder di pasang horisontal dengan sedikit kemiringan.
}  Bekerja berdasarkan perbedaan ukuran partikel sampah.

Pemisahan Magnetis
}  Sampah diangkut dengan sebuah conveyor dan dilewatkan sebuah medan magnet.
}  Bekerja berdasarkan sifat magnetik suatu bahan terhadap medan magnet. Limbah yang bersifat feromagnetis akan tertahan oleh medan magnet sedangkan bahan yang tidak feromagnetik akan terus terbawa oleh konveyor.

Air Classifier
}  Bekerja berdasarkan densitas bahan.
}  Sampah dimasukkan dalam suatu arus udara dimana sampah akan terfluidisasi. Fraksi yang ringan akan terbawa oleh arus udara dan fraksi beratnya akan jatuh dan terkumpul di bagian bawah alat.
}  Sampah akan terpilah-pilah menjadi 2 atau 3 kelompok. 

Baling
}  Sampah dipres hingga sampai pada kerapatan dan dimensi tertentu.
}  Menghasilkan pengurangan volume sampah dengan memperkecil rongga-rongga tumpukan sampah, memperkecil terjadinya gas metan.

Pemadatan/densifikasi
}  Proses pemanfaatan limbah selulosik halus, yang melibatkan kegiatan pemanasan dan pemadatan yang bertujuan meningkatkan nilai kalor persatuan volume.
}  Proses ini bisa meningkatkan densitas kerapatan bahan sampai 10 x dari kerapatan semula.

DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH INDUSTRI




Pencemaran udara adalah kondisi di mana keberadaan senyawa-senyawa dalam bentuk gas, cair, atau padatan yang berasal dari kegiatan manusia maupun secara alami berada di udara atau atmosfer pada konsentrasi melebihi ambang yang aman bagi manusia, hewan, tumbuhan, maupun material

Industri selalu dikaitkan dengan sumber pencemar karena industri merupakan kegiatan yang sangat terlihat jelas dalam pembebasan berbagai senyawa kimia ke dalam lingkungan alam

Pada sisi yang lain, perkembangan peralatan dan teknologi pengendalian pencemaran udara makin baik dan canggih

Dampak pencemaran udara

n  penurunan jarak pandang dan radiasi matahari
n  kenyamanan yang berkurang
n  kerusakan tanaman
n  percepatan kerusakan bahan konstruksi dan sifat tanah
n  peningkatan laju kematian atau jenis penyakit

Kegiatan manusia yang menjadi sumber utama pencemaran udara

Ø  pengangkutan
Ø  kegiatan rumah tangga
Ø  pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar minyak atau batubara
Ø  pembakaran sampah
Ø  pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan
Ø  pembakaran bahan bakar dari emisi proses

 Kandungan senyawa pencemar

Ø  unsur karbon : CO dan hidrokarbon
Ø  unsur nitrogen : NO dan NO2
Ø  unsur sulfur : H2S, SO2, dan SO3
Ø  unsur halogen : HF
Ø  partikel padat atau cair
Ø  senyawa beracun
Ø  senyawa radioaktif




2.16.2013

RAHASIA TANDA DI BAWAH BOTOL PLASTIK



Amerika Serikat dan diikuti oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).

Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berciri-ciri :
1. Berada atau terletak di bagian bawah,
2. Berbentuk segitiga,
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka,
4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga.

Berikut arti dari istilah-istilah tersebut :

1. PETE/PET

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.

Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut.

Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.

2. HDPE

Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain-lain.

Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

3. V/PVC

Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V.

V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol.

Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.

4. LDPE

Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat.

Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.


5. PP

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6. PS

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.


7. OTHER

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
1. SAN – styrene acrylonitrile,
2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene,
3. PC – polycarbonate,
4. Nylon

Dapat dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan.

SAN n ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan.

Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi.

Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.

PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula.

Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan n minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan. Entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.


Kesimpulan yang didapat dari tanda klasifikasi plastik tersebut:


  • Hati-hati dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6 dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
  • Cukup aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5 dan 7 (SAN atau ABS)

2.15.2013

BAKU MUTU AIR LIMBAH


           

 Dua jenis penetapan baku mutu yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air :
1.      baku mutu air yang ditetapkan berdasarkan kajian ilmiah dalam hal penggunaaannya, atau    dikenal dengan stream standard
     2.       effluent standard yaitu baku mutu air limbah yang ditetapkan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
      Kebutuhan praktis. Baku mutu air limbah yang dibuat harus dapat dicapai oleh pengguna dan dapat dilaksanakan dengan mudah.
      Penggunaan teknologi. Pendekatan optimum yang digunakan oleh kebanyakan Negara dalam menetapkan baku mutu air limbah adalah dengan menerapkan teknologi yang tepat, dan akan dilaksanakan secara bertahap.
      Penggunaan parameter kunci. Baku mutu air limbah yang ditetapkan  di Indonesia diprioritaskan pada pengendalian zat pencemar yang dapat dipantau secara efektif, seperti bahan organic yaitu BOD dan COD, padatan tersuspensi dan parameter lain yang diprioritaskan (ammonia, sianida, fenol dan logam berat). Hanya parameter kunci yang dikendalikan. 
      Evaluasi ekonomi. Penentuan teknologi pengolahan yang didasarkan pada pertimbangan ekonomi.

Baku Mutu Air  (Stream Standard)

      Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy atau komponen lain yang ada atau unsur pencemar yang masih ditenggangkan keberadaannya pada air dan sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya.
      Dengan ditetapkannya baku mutu air untuk setiap peruntukannya dan dengan memperhatikan kondisi airnya, akan dapat dihitung secara teoritis beban pencemaran yang dapat ditenggang keberadaannya oleh badan air penerima sehingga air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
       Beban pencemaran adalah banyaknya unsur pencemar yang terdapat didalam air atau air limbah

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas menurut PP No. 82 tahun 2001, yaitu :
      Kelas satu, air yang peruntukkannya digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
      Kelas dua, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanian, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
      Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanian, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
      Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanian dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.







TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH


 Penanganan awal secara mekanis (Mechanical Handling).

  1.      Proses Shredding : untuk mengecilkan ukuran sampah, membuat sampah lebih seragam dan membantu proses pencampuran sampah.

                Contoh:
  •     Flail Mill : menyobek, membongkar bundle-bundle sampah, mengaduk dan mencampur sampah.
  •     Impactor : menghancur limbah yang bulky dan mudah pecah (fragile)
  •      Hammer mill : mesin penghancur yang terdiri dari rotor yang dilengkapi dengan palu-palu yang dengan kecepatan tinggi bekerja seperti pisau untuk merobek padatan




Proses Pemilahan dan Pemisahan Sampah

  Proses pemisahan sampah digolongkan dalam dua kelompok :
  •   Cara manual : banyak menggunakan tenaga manusia
  •   Cara mekanik : banyak menggunakan tenaga mesin, dimana sampah mengalami serangkaian proses : air classification, magnetic separation dan screening.

Alat Pemisah (Ayakan) Trommel

}  Sebuah ayakan berbentuk silinder terbuka pada kedua ujungnya yang bergerak secara rotary pada sumbunya. Silinder di pasang horisontal dengan sedikit kemiringan.
}  Bekerja berdasarkan perbedaan ukuran partikel sampah.

Pemisahan Magnetis

}  Sampah diangkut dengan sebuah conveyor dan dilewatkan sebuah medan magnet.
}  Bekerja berdasarkan sifat magnetik suatu bahan terhadap medan magnet. Limbah yang bersifat feromagnetis akan tertahan oleh medan magnet sedangkan bahan yang tidak feromagnetik akan terus terbawa oleh konveyor.

Air Classifier

}  Bekerja berdasarkan densitas bahan.
}  Sampah dimasukkan dalam suatu arus udara dimana sampah akan terfluidisasi. Fraksi yang ringan akan terbawa oleh arus udara dan fraksi beratnya akan jatuh dan terkumpul di bagian bawah alat.
}  Sampah akan terpilah-pilah menjadi 2 atau 3 kelompok. 

Baling

}  Sampah dipres hingga sampai pada kerapatan dan dimensi tertentu.
}  Menghasilkan pengurangan volume sampah dengan memperkecil rongga-rongga tumpukan sampah, memperkecil terjadinya gas metan.

Pemadatan/densifikasi

}  Proses pemanfaatan limbah selulosik halus, yang melibatkan kegiatan pemanasan dan pemadatan yang bertujuan meningkatkan nilai kalor persatuan volume.
}  Proses ini bisa meningkatkan densitas kerapatan bahan sampai 10 x dari kerapatan semula.


  Proses pengolahan sampah sebagai sumber energi

}  Dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi :
                1. Proses secara biologis menghasilkan gas bio
                2. Proses thermal yang menghasilkan panas
Perbedaannya:
                Gas bio dibakar untuk menghasilkan tenaga untuk menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik.
                Pada proses termal, panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk membangkitkan uap air yang digunakan untuk menggerakan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik untuk menghasilkan listrik.

  Insinerasi

}  Proses oksidasi bahan organik menjadi bahan anorganik.
}  Sistem insinerasi bisa mengurangi volume dan berat sampah hingga masing-masing 90% dan 75%.